Saturday 6 July 2013

PERMEN & MANIS-NYA HIDUP

Gadis dan Permen, diambil dari google.com
Di sebuah warung kopi, seorang ayah bercerita padaku tentang anak lelakinya yang berumur 2 tahun sedang menderita demam. Akibat derita demam itu, si isterinya menghujat semua permen dan semua jajanan ber-esen yang bergelayut di toko jajan. Di mata sang isteri, semua benda itu lebih nampak sebagai virus dari pada jajan, terutama yang berwujud permen. Menurut sang isteri permen adalah kambing hitam yang sangat cemani, sebagai causa prima atas demam anaknya.
Melihat isterinya yang amuk dan kalab, sang ayah menyikapinya dengan senyum. Bogem mentah dari sang isteri pun mendarat di wajah si ayah " PLAK ! ".
"Dengarkan" kata sang ayah lembut dan manis pada isterinya.
" Anakmu itu menghendaki sebuah manisnya kehidupan. Dan dia menyimbolkannya dengan permen yang selalu ia tunjuk dan beli setiap hari. Rengeknya yang setiap hari itu adalah perjuangannya. Dan kita tidak pernah memahaminya, bahkan melawannya"
"lantas yg mana manisnya kehidupan !?" tanya si isteri ketus.
"Tidak kah kau lihat saat ini, dia anak lelaki kita rebah di dadaku, sambil tangannya pegang erat tanganmu. Dan dia bermanja meminta kau selalu mengelus punggungnya yang demam. Saat salah satu dari kita menjauh sejengkal, dia memanggil kita untuk selalu dekat dan jangan menjauh".
Sang isteri mulai memahami kata-kata suaminya, dan meneteskan air mata.
"Kau ingat, hanya disaat demam, anak kita rebah di dadaku dan bermanja denganmu."
"setiap hari, untuk rebah disisinya saja sulit. Dia lebih memilih didampingi ibunya saat lelap dari pada ayahnya. Tapi saat ini, semuanya nampak indah, dan sangat indah, bahkan nuraniku pun menangis tentang ini"
Mereka bertiga pun berpelukan erat.
"ini adalah manisnya kehidupan dia, dan bukan petaka bagi kita", imbuh sang Ayah.

tulisan dikutip dari kejadian sesungguhnya
ilustrastrator : M Luqman Hakim

No comments:

Post a Comment